translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

translate

Tampilkan postingan dengan label mosleem. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mosleem. Tampilkan semua postingan

Rekaman Suara Noordin di Facebook Palsu

Quantcast
Jakarta (Arrahmah.com) Diberitakan, beberapa hari terakhir ramai diberitakan mengenai rekaman ceramah dari orang yang diduga Noordin M Top. Rekaman yang beredar tersebut berjudul “Hebatnya Jihad! Ceramah Asy Syahid Abo Mo’awwidz Noordin M Top’. Isi rekaman ini berdurasi 19 menit.
Suara yang ditampilkan dalam rekaman tersebut memang berlogat Melayu dan mengajak orang untuk berjihad. Rekaman ini mulai tersebar melalui situs jejaring sosial Facebook. Salah satu yang meng unggah ke Facebook adalah seorang pengguna yang memakai ID Abu Mush’ab Azzarqawi.
Tak tanggung-tanggung bahkan Polri juga akan lacak penyebar suara Noordin M Top di Facebook ini. “Kita koordinasikan dengan cyber crime Mabes Polri,” kata Kabid Penum Mabes Polri Kombes Pol Zulkarnain , Senin (17/5/2010) seperti dikutip dari detik.com.
Dia menjelaskan, seandainya IP adress si penyebar ceramah itu di Indonesia, mungkin akan bisa secepatnya diblok.
“Tapi kan sejauh ini memang IP adress internet itu 85 persen ada di Amerika. Kalo di Indonesia, dengan sendirinya akan segera dikoordinasikan,” tutupnya.
Ali Fauzi : Itu Bukan Suara Noordin
Namun ,ketika rekaman ini ditanyakan kepada Ali Fauzi yang merupakan adik dari almarhum Ali Ghufron dan Amrozi, ia menyatakan bahwa ini bukan suara Noordin. “Bukan, itu bukan suara Noordin, ini memang suara orang Malaysia namun bukan Noordin”. Menurut Ali, orang pasti akan mengira itu suara Noordin karena dialek orang yang berceramah di rekaman tersebut memang berlogat Melayu.
“Mungkin itu suara orang PAS Malaysia,” ujarnya. Ali mengatakan orang PAS Malaysia juga banyak yang berceramah seperti itu. Namun Ali meyakini rekaman yang beredar di Facebook itu bukan suara Noordin M Top.
“Tapi kalau rekaman video pesan Noordin dahulu yang memakai penutup kepala sambil mengacungkan telunjuk itu memang benar Noordin,” pungkas Ali Fauzi (Senin 17 Mei 2010)
Source : muslimdaily.net

PBNU Protes, MUI Desak Blokir Facebook

Quantcast

http://www.arrahmah.com/images/thumbnails/10/boycott-fb_r190x.jpg
JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj memprotes lomba menggambar kartun Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan satu pengguna situs jejaring sosial Facebook.
“Itu haram, karena para ulama sedunia sepakat bahwa Nabi Muhammad SAW itu tidak boleh diimajinasikan,” katanya di Surabaya, Kamis (20/5), saat menyampaikan kuliah umum tentang Refleksi Hari Kebangkitan Nasional di IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Dia meminta pemerintah bertindak agar tidak meresahkan masyarakat dunia, terutama umat Islam di tanah air.
“Mungkin saja kami mengirim surat ke pengelola situs jejaring sosial `Facebook` itu di Amerika, tapi pemerintahlah yang lebih tepat melakukan hal itu. Kami pasti akan mendukung,” katanya.
Kecaman juga datang dari Forum Silaturahmi Pondok Pesantren Provinsi Banten. FSPP mengecam keras penyelenggara lomba menggambar Nabi Muhammad SAW yang digelar salah satu komunitas di jejaring sosial Facebook, karena hal tersebut merupakan penghinaan terhadap Nabi Muhammad.
“Ini sengaja dibuat untuk memancing kemarahan umat Islam lewat penghinaan terhadap Nabi. Umat Islam sangat memuliakan Nabi Muhamad,” kata Sekjen FSPP Banten Fatah Sulaeman di Serang, Kamis (20/5).
Oleh karena itu, kata Fatah, FSPP mendukung langkah yang akan dilakukan Kementerian Agama dan Kementerian Informasi dan Komunikasi untuk mencari tahu siapa penyelenggaranya serta memblokir jejaring Facebook tersebut.
Pernyataan serupa juga disampaikan Wakil Sekretaris MUI Banten Yasin Muthahar. MUI Banten mengecam keras dan menyesalkan upaya-upaya yang mengundang kemarahan umat Islam melalui penyelenggara lomba menggambar karikatur Nabi Muhammad SAW, yang digelar salah satu komunitas di jejaring sosial facebook itu. Bahkan, ia mengajak umat Islam mendukung gerakan untuk memboikot jejaring Facebook.
“MUI tentunya mengecam segala bentuk upaya penistaan terhadap Nabi Muhamad SAW apapun itu bentuknya. Sebab, Nabi Muhamad adalah orang yang paling dimuliakan umat Islam,” kata Yasin.

Cerita tentang Mbah Priok Ternyata Fiktif

Quantcast


Investigasi tentang bentrokan yang terjadi di sekitar makam Habib Hasan Al-Haddad atau Mbah Priok beberapa waktu lalu, memunculkan suatu fakta baru soal siapa sebenarnya Mbah Priok. Dan fakta itu cukup menghebohkan masyarakat Jakarta.
Seperti yang disampaikan sejarawan Betawi, JJ Rizal, kepada detikcom bahwa Habib Hasan Al-Haddad atau yang disebut Mbah Priok bukan tokoh sejarah seperti yang dikisahkan selama ini. Ternyata, habib yang makamnya dikeramatkan itu meninggal sekitar awal tahun 1900. Bukan tahun 1756 seperti yang beredar di masyarakat.
Habib Hasan juga disebut JJ Rizal bukan tokoh penyebar agama Islam di tanah jawa. Memang benar bahwa Habib Hasan Al-Haddad meninggal di kapal. Saat itu, beliau sebagai anak buah kapal yang sedang berlayar dari Palembang menuju pulau Jawa dalam rangka berziarah ke makam Wali Songo. Rute yang ditempuh Habib adalah Palembang, Bangka Belitung, dan ke Batavia atau Betawi. Tapi belum sampai di Batavia, beliau meninggal dunia.
Habib Hasan dimakamkan di Pondok Dayung. Dari situ, makam dipindahkan ke TPU Dobo. Pada tahun 1997, makam beliau dipindahkan ke Semper, Jakarta Utara.
Menurut sarjana lulusan Universitas Indonesia ini, makam yang di Koja hanya petilasan saja.
Selain itu, Habib Hasan Al-Haddad, masih menurut JJ Rizal, ternyata memang tidak ada dalam silsilah dan literatur para habaib yang berkiprah mensyiarkan agama Islam di Batavia. Sebenarnya, leluhur Habib Hasanlah yang punya peran penting dalam syiar Islam di Jawa. Beliau bernama Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad yang sering disebut sebagai shahibur rotib yang meninggal pada tahun 1711. Dan Habib Hasan adalah generasi keenam dari Habib Abdullah Al-Haddad.
Salah seorang ahli waris Habib Hasan, Alwi Al-Haddad, membenarkan tentang tahun kematian Habib Hasan yang terjadi sekitar tahun 1900. Dan bukan pada tahun 1756. Menurut Alwi, semua itu ditulis oleh pengurus makam yang tidak berkoordinasi dengan pihak ahli waris.
Seperti dimaklumi banyak pengunjung makam, pengurus makam menyebarkan buku kecil yang mengisahkan tentang sosok dan sepak terjang dari Habib Hasan Al-Haddad. Ternyata, semua itu hanya karangan pengurus makam dan tidak berkonsultasi dengan pihak keluarga Habib Hasan Al-Haddad.
Sayangnya, masyarakat bukan sekadar sudah terlanjur percaya dengan karangan pengurus makam, tapi sudah menjadi korban pertumpahan darah yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan cara damai. mnh
foto: wordpress

AremA

my ym

chat


ShoutMix chat widget

sing mampir

free counters

follow twitter

blogarama - the blog directory

rank me